Rabu, 26 Mei 2010

Nikmati Teriknya Teluk Ambon

Ada yang menampar wajahku!!


*sopo kui? sopo?!!*


kanan.. tiada.. kiri.. tiada..
eh gak taunya cuma angin. dan ini bukan yang biasa.


luar biasa angin itu menamparku.
menyibak kerudung hitamku.


teluk ambon
saat itu kuberada


disinilah aku mendayung
senang rasanya...


"Dek.. ngapain kamu diujung situ, nanti jatoh! Sini.. sini" ujarku pada seorang anak kecil.
"Tidak apa-apa sudah kaka, dia su biasa" kata bapak pendayung kapal yang aku tumpangi.





Dia bercerita tentang kebiasaan anaknya yang senang 'nangkring' disamping sampan ayahnya, selepas pulang sekolah.
Kuamati anak itu, ia sesekali mengipaskan telapak tangannya dihangatnya air laut.
Sesekali pula berjalan & berjingkat meniti rangka sampan, sambil ngeri aku dibuatnya *kalo ni sampan kebalik gimana cuy?*


Lima belas menit lamanya kami menyusuri laut dalam Teluk Ambon,
yang rencananya diruas itu akan dibuat sebuah jembatan besar,
penghubung Galala dan Poka.
Kabar menggembirakan pastinya, transportasi akan lebih cepat, praktis, nyaman.
Transportasi laut pun di nomor dua-kan. Jadi.... mungkin ada beberapa orang yang perlu menyesuaikan diri dengan keadaan ini nantinya.
Termasuk para pendayung sampan ini.
Tapiii.. nggak lah, Tuhan selalu menempatkan rizkinya ditempat yang semestinya, terutama orang yang bersyukur..





Satu hal lagi.. pendangkalan di teluk ini ternyata nampak nyata di mata.
Buktinya.. "pluk.. ceplak.. ceplak.." anak kecil itu tiba-tiba meloncat dari sampan, padahal daratan teluk masih 500 meter dari laut..

Aku hanya penikmat saja.
Cuma bisa terpukau.. mengira-ngira.. dan berujar semaunya.
Yang bisa di-share, ya di share saja..




Ini hari pertama. Sementara aku puas.
(ok nyuwun pamit)